Beranda

Kebablasan

Tinggalkan komentar

Kata yang cocok dengan fenomena yang terjadi saat ini adalah kebablasan. Saat ini demi kepentingan diri, jabatan, dan golongan tertentu maka sering seseorang bertindak kebablasan, sudah di luar batas yang ditentukan atau sudah keterlaluan. Hati nurani sudah ditinggalkan, akal sehat tidak lagi berfungsi. Tidak ada teman, tidak ada persahabatan, tidak mengenal keluarga yang berbuat untuk kepentingan aku, aturan yang berlaku ditabrak agar tercapai suatu tujuan. Miris rasanya, norma adat, budaya, dan agama terlupakan, gelap mata dan tertutup hati demi mencapai tujuan nurani, dia sanggup berbuat dengan mengorbankan martabat.

NKRI yang kita cintai telah banyak melahirkan regulasi untuk kepentingan bangsa dan negara tapi sering dilanggar oleh sebagian orang (oknum) untuk mewujudkan impiannya. Dulu kita kenal dia adalah seseorang yang baik, kaya, pemimpin, merakyat, suka menolong. Sekarang viral dia OTT, kita hanya mampu berkata, apa benar? Apa kekurangannya? Tidak mungkin, kenyataannya benar, tidak ada istilah tidak mungkin, sekarang ini jawaban yang dapat dipergunakan adalah mungkin.

Orang berpengalaman, berpengetahuan, pejabat, hartawan, politikus, ulama tidak menjadi jaminan untuk menjadi panutan karena sudah kebablasan, susah mencari sosok panutan tapi saya yakin emas tetap emas, imitasi dapat menyerupai emas tapi ia tidak akan menjadi logam mulia. Yakinlah bahwa orang baik masih banyak tapi mendapatkannya sulit karena tertimbun dalam tumpukan material.

Wahai sahabat, berbuat baiklah kamu dan jangan menghina dan memfitnah orang lain serta jangan kamu menjadi perusak di negara kesatuan ini. Founding father kita telah memperjuang negara kita menjadi negara yang mardeka dan berdaulat, mari kita isi cita-cita mereka menjadi masayarakat adil dan makmur. Kita sudah tertinggal oleh negara lain yang seusia kemerdekaannya dengan kita, ekonomi kita jauh tertinggal, sumberdaya manusia kita belum dimaksimalkan, sumberdaya alam kita melimpah dan rakyatnya masih banyak miskin, politik kita rapuh demi kepentingan, jabatan, dan prestise ribadi. Korupsi masih meraja lela, kesenjangan sosial terlalu mencolok, ulama diperalatkan demi kepentingan politik.

Beragam cara dijalankan untuk kepentingan diri, regulasi belum mengikat dan pemimpin belum banyak berpihak pada rakyat kecil dan hanya untuk kaum menengah ke atas manakala dilihat dari pembangunan infrastruktur. Kegagahan belum tentu dapat menunjukkan kemapanan, mari kita selaraskan luar dan dalam diri. Semoga kita bersama-sama bergandeng tangan mencapai cita-cita founding father. Amin

Wassalam

Jika ingin komunikasi menjadi komunikatif ikuti Model SMCR

Tinggalkan komentar

SMCR merupakan singkatan dari kata SOURCE, MESSAGE, CHANNEL, dan RECIEVER. Model ini dikenal dengan model Berlo atau David Kenneth Berlo adalah seorang ahli teori komunikasi Amerika. Dia dosen di Michigan State University dan kemudian menjabat sebagai presiden Illinois State University. Dia dibesarkan di St. Louis, Missouri, dan belajar psikologi di University of Illinois di Urbana – Champaign. Lahir tahun 1929.

Songhla Thailand

Model ini menekankan dalam berkomunikasi dengan memperhatikan karakter sebagai berikut: SOURCE = sumber yang terdiri dari orang, organisasi, dosen, guru, atau komunikator harus memiliki keterampilan berkomunikasi artinya; suara lantang, jelas, lugas, dan tegas. Memiliki pengetahuan artinya seseorang komunikator wajib memiliki pengetahuan yang dikomunikasinya. Lihat Ust. Abdul Somad disenangi banyak orang lantaran dia memiliki pengetahuan tentang yang dibicaranya. Sikap dalam berkomunikasi menjadi syarat, sesuatu yang serius tidak disampai dengan guyonan, body language turut menentukan, artinya dukungan non-verbalis diperlukan. Sistem sosial, perhatikan orang lawan bicara, siapakah dia, bagaimana dia, mau apa dia, keadaan apa dia, bagaimana pandangan orang terhadap dia? Sistem sosial tidak terlepas pada kepercayaan, norma, perasaan, peran dan status. Sistem budaya, dimanakah anda bicara perhari budaya di tempat ini. Jangan melanggar budaya, tradisi, dan adat istiadat. Perhatikan secara seksama, jika anda telah memahami dan mengerti tentang sistem sosial maka komunikasi akan menjadi komunikatif.

MESSAGE, seorang komunikator adalah menyampaikan pesan (informasi) kepada komunikasi. Pesan itu tidaklah mudah diterima oleh komunikan/lawan bicara kita, lain tidak harus memperhatikan karakter dari pesan itu sendiri, yaitu; konten/isi yang kita sampaikan atau muatan dari pesan. Kemudian isi terdiri dari unsur yang harus dipaparkan berupa kata atau gambar dari konten yang dimaksud. Perlakuan , dalam penyampaikan pesan, yaitu dalam mengemaskan pesan yang disampaikan serta intonasi suara, sehingga komunikasi mudah menjadi komunikatif. Seterusnya adalah struktur pesan yang merupakan kalimat yang terdiri dari lafaz yang tersusun, sehingga mengandung arti (kaidah kalimat dalam tata bahasa Arab). Artinya, pesan disampaikan dengan kata-kata yang berdasarkan tata bahasa serta pesan non-verbalis dalam bentuk rangkaian gambar yang jelas dan menarik. Kode, pesan yang dikomunikasikan dapat disampaikan dengan lambang atau gambar. Contoh komunikasi dengan mempergunakan lambang atau kode, banyak ditemui dalam kehidupan, seperti larangan untuk berhenti disitu tempat, cukup memasang porbaden atau lingkaran merah dengan strip putih, maka orang akan mengerti bahwa tidak boleh berhenti atau melewati jalan itu. Traffic light merupakan lambang komunikasi, dan banyak yang lain pada individu kita.

CHANNEL adalah saluran untuk diterimanya informasi oleh reciever, yaitu indera individu. Mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit yang merupakan channel manusia. Masing-masing berfungsi menyerap informasi yang kemudian melalui ini informasi diterima oleh reciever.

Mata berfungsi untuk membaca pesan verbal dan non verbal di dalam buku, majalah, surat khabar, dan media visual lainnya dan kemudian diproses dalam memory yang akan menjadi pengalaman untuk dikonstruksikan menjadi pengetahuan individu. Telinga menerima pesan suara dari alam sekitar, media audio, orang, dan sebagainya, kemudian diproses dalam memory, maka ia menjadi suatu pengalaman yang selanjutnya dikonstruksikan menjadi pengetahuan. Demikian pula, hidung berfungsi mencium bau dan lidah berfungsi mengecapkan rasa asin, asam, manis, dan pahit serta kulit berfungsi sebagai peraba yang semua pesan yang diterima diproses dalam memory, kemudia ia menjadi pengalaman yang dapat dikonstruksikan menjadi suatu pengetahuan individu.

RECIEVER adalah penerima pesan, seperti seseorang lawan berkomunikasi yang disebut dengan komunikan atau audiens atau peserta didik, dan lain sebagainya. Maka karakternya sama dengan SOURCE, yaitu keterampil berkomunikasi, berpengetahuan, sikap, sistem sosial, dan sistem budaya.

Wassalam

Dusta seorang anak

Tinggalkan komentar

Pada tahapan pertama, seorang bayi sudah mengenal sesuatu dengan motoriknya, ini terjadi pada anak bayi berusia 0-2 tahun, maka orang tua perlu mengenalkan sesuatu pada anak dengan melengkapi alat bermainnya. Keinginan tahuan anak sudah tumbuh seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pisik dan psikisnya.

Berdasar teori perkembangan Jean Piaget bahwa anak mengalami empat tahapan perkembangan, yaitu: (1) sensor motorik 0-2 tahun, (2) praoperasional 2-7 tahun, (3) operasional kongkret 7-11 tahun, (4) operasional formal 11 >. Pendapat ini banyak dipergunakan sebagai rujukan dalam mendidik dan mengajarkan anak pada usia dini.

Tahapan I adalah tahapan dalam membentuk pisik dan psikis yang dominan, pada umur ini anak mengalami perkembangan syaraf yang luar biasa, demikian juga fisiknya maka peran ibunya memberi air susu yang sempurna (sebaiknya ASI). Dalam Alquran diperintahkan menyusukan anak 2 tahun sempurna. Diakui oleh ilmu kesehatan bahwa perkembangan syaraf terjadi hingga usia 2 tahun.

Tahapan II disebut praoperasional, pada masa ini terjadi masa golden age (3-5) tahun atau masa kejayaan psikis anak, orang tua dan keluarga dapat melakukan bimbingan dan pendidikan serta pembiasaan yang baik pada anak karena memperkenalkan dan menanam pengalaman dari usia dini lebih baik serta lebih mudah.

Selanjutnya, disebut tahap III yaitu anak sudah mampu kongkret, artinya anak sudah mampu mempergunakan kognisi, apeksi , dan psikomotor untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang kongkret. Anak perlu mendapatkan latihan, bimbingan, pengajaran, dan pembelajaran dari lingkungannya. Proses pembelajaran anak terjadi tidak saja di rumah tangga dan sekolah. Pada usia ini anak banyak bermain dan sudah bersosial maka pembelajaran dan praktek banyak didapat di masyarakat. Anak banyak belajar melalui hidden kurikulum, termasuk perilaku berdusta yang ditirunya melalui teman bermain.

Tahapan IV adalah tahapan seseorang yang mampu memperguna kognisi, apeksi, dan psikomotorik secara maksimal, serta berkhayal dan berdusta. Pada usia ini anak sudah mulai mengalami kematangan fisik dan psikis yang tidak sama dengan tahapan sebelumnya, mereka sudah memasuki masa remaja, dengan ciri khusus. Selanjutnya akan kita bicarakan.

Wassalam

Pikiran

Tinggalkan komentar

Manusia eksis lantaran pikiran yang mampu mengarahkan kehidupan lebih baik dan sempurna serta mencapai tujuan hidupnya. Pikiran merupakan ide dan konsep mental yang dapat dipergunakan untuk mengenal diri, mengaktualkan diri, memprediksi sesuatu, dan menempatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dengan demikian, wajar bila pikiran setiap manusia dengan yang lainnya tidak sama karena ia telah dibentuk sejak awal hidupnya, seperti; lingkungan keluarga, lingkungan geografis, doktrinisasi, pengajaran, pengalaman, pengetahuan, riwayat hidup, trauma, dan lingkungan pekerjaan dan juga dapat disebut watak. Sehingga anak manusia ada yang berpikiran ekstrem, lembut, positif, negatif, singkat, panjang, berbelit, simple, konflik, dan lain sebagainya.

Menjalankan tujuan pdd nasional

Pikiran ilmuwan adalah cara berpikir berdasar empiris dengan memperguna data-data untuk menjelaskan suatu fakta, data empiris dielaborasi sehingga dapat disimpulkan yang dijadikan evaluasi sehinggga dapat diambil keputusan. Data itu diambil dengan mempergunakan instrumen yang valid dan realiabel yang sebelumnya alat ukur itu diuji dan layak diperguna sebagai ukur. Artinya, mempergunakan metodologi ilmiah.

Pikiran awam adalah cara berpikiran orang umum, artinya menafsirkan sesatu dengan mempergunakan pertimbangan ratio/akal sehat yang didasari oleh unsur manfaat dan mudarat, untung dan rugi, pengalama lama/baru, dan baik oleh diri sendiri serta disetujui oleh orang lain.

Buah pikiran merupakan hasil dari ide dan konsep mental masing-masing individu dalam menafsirkan sesuatu dan tidak akan sama manakala kita lihat dari pikiran orang awam, jika dilihat pikiran ilmuwan maka hasil sama bila mempergunakan masalah, alat ukur yang sama pada sampel yang sama pada populasi homogen, dan analisis sama. Kemudian, pikiran ilmuwan dapat juga berbeda hasilnya jika tempat, masalah, tujuan, sampel, dan populasi, alat ukur, analisis berbeda.

Selanjutnya. Jangan grogi dan takut dalam keberbedaan, sesungguhnya hal itu indah. Syair Arab “berbeda itu rahmat”. Warna yang majemuk akan menciptakan view yang indah. Jangan takut berbeda, memang kita terlahir bebeda.

Wassalam

Mencari kejujuran

Tinggalkan komentar

Apakah masih ada kejujuran? Pertanyaan seseorang kepada seorang teman. Pertanyaan ini muncul bukan tidak beralasan karena dia pernah dibohongi oleh seseorang teman yang selama ini dianggap baik.

Kepercayaan sulit bertahan karena kejujuran cepat sirna. Mencari kejujuran tak ubah mencari sebuah benda dalam timbunan benda-benda yang banyak, sukar memang dicari tapi kejujuran masih ada, keberadaannya sangat langka dan sekarang kejujuran tidak berharga dan tidak bisa menopang kehidupan seseorang. Orang jujur disingkirkan karena orang lain susah untuk berbuat dengan kejujuran.

Sebuah pribahasa Arab “kemungkaran yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir.”

Zaman now yang dianggap baik adalah sok jujur, jujur cukup hiasan bibir saja. Berpidato di depan umum mampu memapar konsep jujur, turun mimbar konsep jujur dimasukkan kembali ke dalam file, pada suatu ketika dibuka dan disampaikan lagi.

Berantas korupsi hanya sekedar wacana basi, di mana-mana terjadi korupsi dan ia ibarat semut, di mana ada gula, di situ ada semut. Korupsi yang teridentifikasi hanya kelas berat, kelas menengah ke bawah tidak terciduk. Korupsi dijadikan jargon atau ucapan hiasan atau alat permainan.

Apa yang salah dengan sistem sosial di Indonesia? Masyarakat banyak miskin, kesenjangan sosial, pendidikan tidak merata, ekonomi labil, politik labil, regulasi kurang kuat, pemerintahan kurang serius, atau lainnya?

Banyak orang pintar dan cerdas di Indonesia. Kenapa kita masih menjadi negara yang belum mampu mengagungkan kejujuran? Mari kita cari solusi dan tidak saling menyalahkan.

Wassalam

Cari Seseran ala politikus dan guru

Tinggalkan komentar

Dua profesi yang menggiurkan seseorang anak manusia, keduanya bertujuan baik. Namun memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika jabatan politikus yang disandang berarti dia mengurus negara dan jika menjadi seorang guru dia mencerdaskan masyarakat, masyarakat bagian dari negara juga, berarti sama tapi berbeda dalam tugas pokok dan fungsi. Legeslatif membuat regulasi bersama pemerintah dan guru mematuhi dan mengejawentahkan regulasi. Artinya sama-sama mengurus negara.

Politikus banyak pilihan ibarat berkuda, tugangan dapat ditukar jika kuda itu kurang menguntungkan. Kemudian, jika terpilih dapat memilih kursi; panas, dingin, dan empuk. Semua dapat jadi pilihan. Guru tidak mengenal kursi, hanya berdiri dan ditugasi ke polosok yang jauh dari kota dan berhadapan dengan masyarakat terisolir atau setengah moderen. Kadang-kadang guru sukar melaksanakan tugasnya, ibarat judul film warkop “maju kena, mundur kena”. Pada intinya guru siap menerima tugas yang demikian berat walaupun mereka guru honorer. Legeslatif tidak ada legeslatif honorer. Kita berpikir logis, kurang apa lagi mereka? Memang bila kita dengar istilah Alm. Zainuddin MZ, ktek makhluk yang tamak dan perilaku itu yang ditiru oleh sebagian orang. Sadis.

Waduh, gaji guru honorer menyedihkan, masih banyak yang di bawah UMR kecuali guru kontrak cukup lumayan. Bila kita dengar dari media, gaji para legeslatif sangat luar biasa tapi sebagian kecil mereka masih mencari seseran karena merasa belum cukup dengan gaji yang diterima, akhirnya OTT oleh KPK tapi mereka tidak kapok alias jera. Mereka kadang-kadang berjamaah korupsi, bukan shalat saja berjamaah, hal ini terjadi pada tingkat kabupaten, kota, dan provinsi. Kalau tingkat pusat sudah individual sebab mereka sudah profesional. Seperti viral di media.

Guru ASN, tidak ada yang kaya karena mereka menerima gaji dari negara, hanya cukup untuk hidup satu bulan dan seadanya. Kalau mau cari sasaran sebatas ekstra kurikuler dan itupun sepi. Jika guru berbuat sesuatu yang melanggar aturan negara maka seluruh makhluk di persada nusantara ribut, oleh sebab itu guru yang berkaitan dengan korupsi hampir tidak ada. Tidak ada OTT pada jabatan guru, jika ada hanya sebatas kepala sekolah dalam mengelola dana BOS, hal itu hampir tidak terdengar lagi.

Politikus merupakan profesi berisiko tinggi dan banyak yang kaya karena rajin mencari seseran. Profesi guru sudah siap dengan gaji seadanya, sulit mendapat seseran selain gaji maka mereka tidak takut dengan OTT dari KPK. Guru tidak mengenal lobi melobi dan mereka juga kurang kenal dengan restoran bermerek, diskotik, dan hotel berbintang tempat melobi untuk mencari seseran. Mereka setiap hari di kelas, kecuali hari besar dan minggu serta hari libur.

Wassalam

https://m.detik.com/news/berita/d-4469656/kpk-jelaskan-alasan-segel-ruang-menag-terkait-ott-romahurmuziy

http://makassar.tribunnews.com/amp/2019/03/15/mantan-bupati-gowa-iyl-diperiksa-polisi-terkait-dugaan-korupsi-kota-idaman-pattalasang

Adat dan Tradisi

Tinggalkan komentar

Beragam budaya dan adat istiadat yang terdapat di Indonesia dan merupakan daya tarik tersendiri bagi pelancong. Unik dan menarik merupakan destinasi, mereka sanggup mengeluarkan banyak uang demi sebuah kepuasan bathin dan rileks karena tour sudah merupakan kebuthan banyak orang .

Para pelancong sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu, sehingga perjalanan mereka terlaksana dengan sempurna. Mereka pergi ke suatu tempat yang belum pernah mereka kunjungi dengan catatan tempat itu menarik, indah, aman, dan unik. Sekarang pemerintah dan swasta telah mempersiapkan infrastuktur dan suprastruktur karena kedatangan wisatawan banyak menyumbang visa bagi Indonesia. Masih banyak potensi alam yang belum digarap untuk tujuan wisata yang bukan pantai, ngarai, danau, dan gunung.

Budaya dan adat-istiadat yang unik dapat menjadi tujuan wisata. Coba kita lihat, para touris berkunjung ke Bali mereka asik melihat acara prosesi ngaben dan Tanah Toraja Sulawesi Selatan prosesi menguburkan jenazah keluarganya dalam batu yang dilubangi. Banyak lagi hal-hal unik yang menarik lainnya, maka kita bertanggung jawab memelihara ini.

Keaneka ragaman adat istiadat perlu dipelihara. Di Sumatera Barat acara batagak penghulu juga suatu yang unik yang dapat disungguhkan kepada wisatawan dan banyak yang lainnya di Indonesia.

Adat dan budaya perlu dilestarikan agar ia langgeng dan tidak pupus oleh budaya moderen saat ini, adat istiadat yang berasal dari leluhur kita, memiliki nilai dan makna yang dalam, banyak simbol, lambang, dan warna yang memberi makna yang dalam bagi kehidupan kita. Kita harus bangga atas karya nenek moyang kita yang telah menciptakan budaya yang sarat dengan nilai-nilai. Suku-suku di negara lain juga sama dengan negara kita, keberadaan mereka menyeimbangkan kehidupan sosial. Katakan suku Maya di Meksiko tenggara, seluruh wilayah Guatamala dan Belize, serta bagian barat Honduras dan El Salvador, suku ini terkenal dengan seni rupa dan arsitektur yang masih berdiri sampai saat ini, adalah El Castillo di Chinchen Itza dan rincian ambang 26 dari Yachillan. Demikian pula peninggalan luar biasa piramida oleh masyarakat kuno di bawah kerajaan Firaun di Mesir, dan lain sebagainya.

Wassalam

Perjalanan seorang pejuang

Tinggalkan komentar

Tiada berasa sekarang kita sudah berada pada bulan maret, sebentar lagi april, tepat tanggal 17 secara serentak seluruh masyarakat di tanah air yang berumur 17 tahun ke atas akan mencoblos utusannya di legeslatif dan presiden untuk periode 2019-2024.

Di pinggir jalan banyak terpampang gambar calon legeslatif untuk kabupaten, kota, provinsi, dan pusat serta DPD RI. Mereka calon memperkenalkan diri dengan gambar dan visi mereka, semoga masyakat berkenan memilihnya. Perjuangan masing-masing calonkan dengan strategi dan taktik yang dirahasia, namun mereka selalu dipantau oleh Panwaslu agar tidak melanggar aturan yang berlaku. Pengerahan massa hampir tiada terdengar dalam penyampaian visi dan misi, lebih banyak calon mendatangi teman- teman dan kolega untuk memohon bantuan memilih dia. Di antara taktik adalah membagi kartu nama calon dan nomor urut.

Perjuangan memang berasa berat dan sulit karena meyakini dan mempengaruhi orang lain untuk memilih diri kita, hal demikian bukanlah gampang. Sementara itu masyarakat juga wait and see. Siapa yang representatif di legeslatif untuk mewakili mereka? Apa betul mereka berpihak pada rakyat? Kadang-kadang calon menggunakan jalan pintas untuk dapat menang, beragam cara dan gaya untuk menang. Begitu serius mereka berjuang sehingga mereka lupa bahwa ada wasit ibarat sebuah pertandingan yang menegur dan mendiskualifikasikan mereka.

Perjuangan tidak luput dari resiko dan pengorbanan, semakin besar perjuangan dan semakin besar pula resiko dan pengorbanannya. Orang yang tidak mau berkorban maka perjuangan menjadi sia-sia.

Dalam berjuang lengkaplah diri dengan doa karena ia dapat memberi sugesti dan motivasi, jika ternyata akhir menang, perlu disyukuri bahwa itu anugrah Tuhan. Sebaliknya, jika gagal bukanlah kalah tetapi kemenangan anda yang tertunda

Wassalam.

Pribadi baru

Tinggalkan komentar

Lain dulu, lain sekarang. Dulu dia kecil, sekarang sudah dewasa. Dulu belum apa-apa, sekarang sudah luar biasa, itulah alam. Setiap alam pasti berubah, jika ia tidak mau berubah maka perubahan akan memaksa ia berubah. Teman seperjuangan semasa remaja, banyak sedikit kita mengetahui perilakunya, apakah dia seorang teman yang hebat, baik, biasa, atau kurang baik? Sudah ada catatannya dalam memory kita masing-masing. Apakah dia sekarang masih seperti dulu atau sudah berubah? Tidak ada yang permanen dalam kehidupan, perubahan akan terjadi secara lambat atau cepat.

Seiring perubahan zaman dan masa, tentu kita masing-masing mengalami perubahan pula, mungkin labih baik dari dulu atau berkemungkinan saja lebih jelek dari dulu. Hal sering terjadi pada diri setiap orang karena kita akan dibentuk oleh lingkungan disekitar kita hidup. Seperti; pendidikan, lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, masyarakat, tantangan hidup, sejarah hidup, sejarah kelam, dan prestasi kita. Semuanya dapat mewarnai kehidupan kita menjadi pribadi baru.

Dulu dia orang biasa-biasa saja, sekarang menjadi orang luar biasa karena dia dibimbing, diajar, dilatih oleh proses kehidupannya. Demikian pula, dulu dia orang berprestasi dan sekarang tidak lagi berprestasi dikarena dia diubah oleh proses kehidupannya.

Sering kita mendengar komentar teman tentang yang lain bahwa karibnya tidak prestasi baik, sekarang telah berbalik menjadi orang berprestasi. Sebenarnya tidak ada tidak mungkin. Perubahan itu tidak mati dan bukan milik orang tertentu. Dia berubah karena dia menghendaki perubahan dan tidak mungkin lagi dia bertahan pada pribadi lama yang usang.

Hari ini dia menemui konsep diri dan menjadikan dirinya eksis, masa lalu tidak dapat dijadikan pembanding tapi menjadi catatan dan nostalgia untuk dikenang, bukan untuk direnungkan. Tidak ada seorang yang tidak mengalami kisah masa lalu dan masa depan adalah harapan yang dapat diraih oleh setiap orang.

Wassalam

Kenapa ditunjuk dia menjadi pimpinan?

Tinggalkan komentar

Pimpinan adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk tujuan organisasi. Pemimpin harus visioner dalam mengembangkan organisasinya dan berpikir strategis sehingga stakeholder menerimanya. Pemimpin bukanlah orang duduk di belakang meja tetapi pemikir dalam memajukan organisasi yang dipimpinnya dengan cara bekerjasama dengan bawahannya serta pihak lain.

Sebuah institusi harus dipimpin oleh seorang yang memiliki wawasan dan keilmuan yang berkaitan dengan jabatannya dan dia juga harus berpengalaman dalam bidang itu. Kemudian juga seorang pimpinan harus memperguna tenaga ahli sebagai rekan diskusinya dalam bidang tertentu karena pimpinan terbatas pengalamannya dalam bidang tertentu. Sementara pimpinan orang yang bertanggung jawab dan selalu dihadapkan dalam pengambil keputusan dan kebijakan secara emergency.

Pemimpin organisasi harus mampu menciptakan perubahan yang lebih baik dan menggerakkan mesin organisasi agar bekerja maksimal untuk mencapai visi lembaga sebagai tujuan lembaga, organisasi tidak boleh pasif (menerima apa adanya) tetapi harus bergerak dan berbuat strategik (tumbuh dan berkembang yang lebih positif dan menguntungkan dan tidak koleb)(baca Dasar-Dasar Ilmu Administrasi oleh Pradjudi Atmosudirdjo). Semua lini harus berbuat dan berjalan dengan kendali pimpinan, produk yang dihasilkan harus terukur dan tetap tidak merasa puas dengan hasil dicapai (baca Pendidikan Berbasis Mutu oleh Jerom S. Arcaro) dan tetap melakukan perbaikan berkelanjutan (baca Kaizen “inovasi tiada henti”).

Sekarang, pertanyaan. Kenapa dipilih dia sebagai pemimpin? Tentu dengan alasan pribadi yang kuat. Coba tanya dengan diri, bagaimana kinerjanya selama ini? Jika memilih dengan menutup mata dan telinga, hanya kepentingan kelompok, golongan, dan kepentingan pribadi maka itu suatu kesalahan. Kita menanggung resiko bahwa organisasi dipimpin oleh orang yang tidak memiliki kompetensi dalam memimpin. Berarti kita melakukan perbuatan GOBLOK (istilah Bob Sadino).

Pemimpin adalah seorang figur yang berwibawa, mengayomi, berintegritas, berwawasan, berpengetahuan, berilmu, sehat, dan mampu berbagi pengalaman serta selalu melatih dan membimbing bawahan lebih terampil dan berkarakter.

Pimpinan bukan orang menunggu bola tapi mengejar bola, kemudian dibutuhkan fisik yang tangguh yang selalu menjaga stamina, tangguh luar dan dalam diri. Artinya selalu semangat, tidak loyo, berpenampilan meyakinkan, selalu senyum dengan pelanggan, mampu memberi solusi.

Pemimpin juga orang mampu menyesuai diri dengan keadaan lingkungan, jangan menentang arah tapi harus bersifat elegan dan suportif . Pemimpin tawadhu’ atau orang rendah hati, tidak sombong, tidak keras kepala, dan berpenampilan bersahaja tapi bukan pemimpin bergaya tawadhu’ atau bergaya merendah diri tapi dalam diri bergelora kesombongan atau pemimpin bersahaja dengan tidak memperdulikan pakaian bukan yang itu dimaksud, pemimpin jangan glamour. Sederhana tapi berwibawa, penampilan melambangkan karakter diri. Jika pemimpin di Pesantren dengan memakai sarungan dan peci putih sudah cukup elegan tapi pada institusi lain maka diharapkan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Wassalam

Older Entries