Kata yang cocok dengan fenomena yang terjadi saat ini adalah kebablasan. Saat ini demi kepentingan diri, jabatan, dan golongan tertentu maka sering seseorang bertindak kebablasan, sudah di luar batas yang ditentukan atau sudah keterlaluan. Hati nurani sudah ditinggalkan, akal sehat tidak lagi berfungsi. Tidak ada teman, tidak ada persahabatan, tidak mengenal keluarga yang berbuat untuk kepentingan aku, aturan yang berlaku ditabrak agar tercapai suatu tujuan. Miris rasanya, norma adat, budaya, dan agama terlupakan, gelap mata dan tertutup hati demi mencapai tujuan nurani, dia sanggup berbuat dengan mengorbankan martabat.
NKRI yang kita cintai telah banyak melahirkan regulasi untuk kepentingan bangsa dan negara tapi sering dilanggar oleh sebagian orang (oknum) untuk mewujudkan impiannya. Dulu kita kenal dia adalah seseorang yang baik, kaya, pemimpin, merakyat, suka menolong. Sekarang viral dia OTT, kita hanya mampu berkata, apa benar? Apa kekurangannya? Tidak mungkin, kenyataannya benar, tidak ada istilah tidak mungkin, sekarang ini jawaban yang dapat dipergunakan adalah mungkin.
Orang berpengalaman, berpengetahuan, pejabat, hartawan, politikus, ulama tidak menjadi jaminan untuk menjadi panutan karena sudah kebablasan, susah mencari sosok panutan tapi saya yakin emas tetap emas, imitasi dapat menyerupai emas tapi ia tidak akan menjadi logam mulia. Yakinlah bahwa orang baik masih banyak tapi mendapatkannya sulit karena tertimbun dalam tumpukan material.
Wahai sahabat, berbuat baiklah kamu dan jangan menghina dan memfitnah orang lain serta jangan kamu menjadi perusak di negara kesatuan ini. Founding father kita telah memperjuang negara kita menjadi negara yang mardeka dan berdaulat, mari kita isi cita-cita mereka menjadi masayarakat adil dan makmur. Kita sudah tertinggal oleh negara lain yang seusia kemerdekaannya dengan kita, ekonomi kita jauh tertinggal, sumberdaya manusia kita belum dimaksimalkan, sumberdaya alam kita melimpah dan rakyatnya masih banyak miskin, politik kita rapuh demi kepentingan, jabatan, dan prestise ribadi. Korupsi masih meraja lela, kesenjangan sosial terlalu mencolok, ulama diperalatkan demi kepentingan politik.
Beragam cara dijalankan untuk kepentingan diri, regulasi belum mengikat dan pemimpin belum banyak berpihak pada rakyat kecil dan hanya untuk kaum menengah ke atas manakala dilihat dari pembangunan infrastruktur. Kegagahan belum tentu dapat menunjukkan kemapanan, mari kita selaraskan luar dan dalam diri. Semoga kita bersama-sama bergandeng tangan mencapai cita-cita founding father. Amin
Wassalam