- A. Pendahuluan
Seseorang risau dengan ingatan yang dia miliki lemah, mudah lupa, sering linglung, susah mengingatkan sesuatu, dan lain sebagainya. Mereka pada umumnya mengharapkan informasi yang didapatkan akan selalu dapat diingat, baik itu di kalangan siswa, mahasiswa, dan guru dalam proses pembelajaran, sering kita menjumpai seorang guru dan dosen yang kecewa terhadap peserta didiknya yang lupa terhadap informasi yang telah diberikan sebelumnya, pada hal ketika dilakukan evaluasi, peserta didik sangat menguasai informasi yang diberikan kepadanya. Lupa merupakan musuh besar dalam mengingatkan informasi, apakah lupa merupakan bakat? Apakah lupa merupakan sifat keturunan? Sebenar sifat-sifat seperti ini merupakan sifat normal manusia, manusia sering lupa, lemah mengingat, dan daya hafalan rendah[1]). Akan tetapi daya ingatan seseorang dapat dipertajam atau dioptimalkan kerjanya, tentu kita bertanya bagaimana caranya, otak memiliki memory[2]) untuk menyimpan informasi yang diperdapatkan dari panca indera, melalui perhatian, dan proses persepsi, kemudian tersimpan dalam ingatan atau memory, informasi tersebut akan tersimpan dalam waktu yang singkat atau dalam waktu yang lama. Informasi yang tersimpan dalam jangka waktu singkat berarti informasi tersebut hanya masuk ke dalam ingatan jangka pendek (short term memory[3]), manakala informasi itu masuk ke dalam ingatan jangka panjang (long term memory[4]) ia akan tersimpan dalam waktu yang relatif lama, mulai dari satu menit sampai akhir hayat seseorang.
Manusia memiliki corak dan ragam yang berbeda mulai dari yang berbakat atau tidak berbakat, bakat yang terpantau dan bakat yang tidak terpantau, bakat yang mudah dididik, dilatih, dibimbing, dan diajar serta terdapat pula bakat yang sukar untuk didik, dilatih, dibimbing, dan diajarkan atau disebut orang yang tidak berbakat. Bakat adalah potensi yang dimiliki seseorang, potensi masing-masing manusia sudah dibawa semenjak lahir, baca teori empirisme[5]), nativisme[6]), konvergensi[7]), dan fitrah dalam Islam[8]).
Daya tahan ingatan manusia ada yang dapat dipertajamkan dan adapula yang sukar dipertajamkan atau ada juga yang tidak bisa sama sekali dipertajamkan. Secara Psikologis daya tahan ingatan dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan ingatan (memory) yang dimiliki oleh masing-masing orang. Mempertajam daya ingatan dengan Mnemonics artinya mempergunakan strategi atau teknik-teknik yang dipelajari guna membantu daya ingatan. Menurut ahli psikologi banyak strategi atau teknik dalam mempertajamkan ingatan (memory).
Dalam proses pembelajaran, lupa kerap kali terjadi dalam belajar kognitif, di mana siswa banyak “belajar verbal”, yaitu belajar yang menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, peserta didik mempergunakan bahasa untuk mempelajari sumber-sumber tertulis, mengajukan pertanyaan dalam bentuk bahasa lisan dan merumuskan hasil belajarnya dalam bentuk perumusan verbal. Guru juga mempergunakan bahasa, dalam memberikan bimbingan belajar, dalam mengajukan pertanyaan, dalam menuntut prestasi belajar dan dalam memberi umpan balik. Hasil belajar kognitif kerap disimpan dalam ingatan dalam bentuk perumusan verbal, misalnya pengetahuan, konsep, kaidah serta prinsip yang diproses melalui ingatan jangka pendek (STM) untuk diolah (encoding), kemudian dapat dipanggil (retrieval) dan dimasukkan ke dalam ingatan jangka panjang (LTM) yang rentan terjadinya lupa akibat informasi rusak (decay) dan terhalang (interference). Hasil belajar psikomotorik dan sikap, tidak begitu mudah terlupakan, karena keterampilan motorik dan sikap, sekali dibentuk, cenderung bertahan terus, bahkan menjadi semakin kuat dan mulai merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak lagi disertai kadar kesadaran yang tinggi.
B. Cara-cara Mempertajamkan Daya Ingatan
Cara-cara di bawah juga sangat tergantung dengan kemampuan ingatan (memory) seseorang dalam bekerja, dan dapat membantu dalam mempertajamkan daya ingatan.
Imajeri Visual
Imajeri visual adalah membayangkan gambar di dalam pikiran. Untuk merangsang daya ingat kita harus membayangkan sesuatu dalam bentuk gambar atau bentuk verbal (tulisan, lisan) dibayangkan dalam bentuk non-verbal, seperti kalimat “ Rudi terjatuh dari pohon rambutan di belakang rumahnya”, maka ia harus membayangkan rambutan dengan dahannya yang kecil dalam pikiran, dan Rudi dengan badan besarnya di atas dahan, bagaimana dahan kecil menurut pikiran kita kalau kita panjat tentu jawaban pikiran kita patah atau lentur?, seterusnya kita hubungkan dengan belakang rumah kita yang memiliki kebun. Cara seperti ini sangat efektif untuk mempertajamkan daya ingatan kita.
Organisasi
Cara kedua mempertajam daya ingatan dengan mengorganisasikan informasi atau menstrukturkan informasi untuk membuat tatanan dan pola tertentu. Informasi dapat dilakukan secara berantai, berurut, teratur, berdasarkan sub-sub, bagian-bagian, dari yang mudah ke sulit. Organisasi serial dapat dipergunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusunkan urutan kejadian-kejadian itu sesuai dengan waktu kejadian, kemudian organisasi hirarkis dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan informasi berdasarkan tingkatan-tingkatan atau urutan-urutan dari yang besar sampai pada tingkat yang kecil.
Mediasi
Mediasi juga dapat disebut dengan kata lain “perantara”. Cara lain untuk mempertajamkan ingatan dengan menghubungkan kata yang familiar dalam fikiran kita, seperti mengaitkan satu kata dengan kata lain, atau membuat singkatan kalimat-kalimat yang familiar. Contoh, kata “akhlak”, agar lebih mudah mengingat arti, maka seseorang dapat menambah kata ini dengan “akhlak mulia” atau “akhlakul karimah”. Mediasi dengan membuat singkatan kata-kata, nama instansi, seperti nama Presiden RI; Sosilo Bambang Yudiyono disingkat “SBY”, Wakil Presiden; Yusuf Kalla disingkat “YK”. Nama instansi yang sudah umum, seperti; Departemen Luar Negeri disingkat “DEPLU”, Dewan Perwakilan Rakyat disingkat “DPR”, dan masih banyak contoh yang lain.
Simbol
Simbol dipergunakan untuk mengganti objek yang diingatkan, baik dengan mempergunakan simbol gambar, simbol huruf, simbol angka, contohnya, agar seseorang mudah mengingat kendaraan dari suatu daerah, maka plat mobil dan motor di simbol dengan huruf seperti; Jambi dengan “BH”, Jakarta dengan “B”, dan lain sebagainya. Pasar disimbolkan pada rambu-rambu lalu lintas dengan “sapi”, baik/bagus disimbolkan dengan “ibu jari”, jenis kelamin laki-laki disimbolkan dengan angka “1”, perempuan dengan angka “2”, Januari disimbolkan dengan bulan “I”, dan lain sebagainya.
Pendekatan Multi Model
Pendekatan multi model dapat dipergunakan untuk mempertajam daya ingatan bagi orang-orang yang mengalami kekurangan daya ingatan (memory deficit). Daya ingatan seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi mental seseorang, fisiknya, sikap terhadap ingatan, kontek sosial, manakala hal ini terjadi maka perlu menggunakan pendekatan multi model untuk manipulasi mental berbentuk pengulangan, perhatian terfokus pada rincian isyarat, menggunakan kode semantik, dan melibatkan aspek-aspek emosional terhadap bahan yang ingin diingat.
Biasanya kondisi fisik lemah, lingkungan yang tidak kondusif, kesibukan kerja, banyak masalah akan membuat daya ingatan berkurang, untuk mengembalikan daya ingatan lebih baik maka seseorang perlu menjaga kondisi fisik, lingkungan yang kondusif, kerja yang rileks dan semangat.
- C. Model-Model Ingatan (Memory)
Ingatan atau memory yang dimiliki manusia menurut pendapat ahli bermacam-macam bentuk, secara garis besar yaitu; ingatan jangka pendek (short term memory) juga disebut kesadaran, ingatan jangka panjang (long term memory) juga disebut gudang ingatan. Mekanisme informasi masuk ke dalam ingatan dan menjadi pengetahuan seperti gambar berikut ini;
Informasi yang ditangkap oleh indera dari lingkungan fisik ditujukan ke dalam ingatan jangka pendek, simpanan jangka pendek memproses informasi sekitar 0,5 detik sampai 2 detik dan berkapasitas 5-9 item, jika informasi itu tidak hilang dari ingatan jangka pendek dalam waktu ini, maka informasi masuk ke dalam ingatan kerja jangka pendek dan berproses selama 20 detik, selanjutnya tersimpan dalam ingatan jangka panjang (gudang ingatan), informasi tersebut dapat tersimpan mulai dari satu menit sampai kepada tidak terhingga atau sepanjang hayat. Memori bukanlah gudang informasi yang pasif akan tetapi merupakan sistem yang aktif, ia memilih data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan menyimpan banyak dari informasi itu untuk digunakan pada waktu kemudian.
Namun demikian para ahli berpendapat bahwa ingatan tidak hanya terbatas dalam ingatan jangka pendek dan panjang, akan tetapi ingatan itu terbagi ke dalam ingatan dekleratif, ingatan prosudural, ingatan semantik, ingatan episodik, ingatan implisit, ingatan eksplisit, dan ingatan otomatis dan ingatan penuh usaha. Endel Tulving (dalam Matlin, 1989[9]) membuat karakteristik memory episodik dan semantik dari hasil penelitiannya, sebagaimana di bawah ini,
No |
Karakteristik |
Ingatan Episodik |
Ingatan Semantik |
1 |
Sumber informasi |
Pengalaman indera |
Pengertian |
2 |
Unit informasi |
Episode & peristiwa |
Konsep, ide, fakta |
3 |
Organisasi |
Terkait dengan waktu |
Konseptual |
4 |
Muatan emosi |
Lebih penting |
Kurang penting |
5 |
Kecendrungan lupa |
Besar |
Kecil |
6 |
Waktu yang dibutuhkan untuk mengingat |
Relatif lama |
Relatif pendek |
7 |
Cara mengingat di laboratorium |
Mengingat kembali episode tertentu |
Pengetahuan umum |
8 |
Kegunaan umum |
Kurang berguna |
Sangat berguna |
Dalam proses pembelajaran siswa dan mahasiswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatan pada saat:
(a) Unit pelajaran, yang belum selesai dipelajari seutuhnya, akan dilanjutkan, misalnya pada jam pelajaran berikutnya. Di sini peranan apa yang disebut “working memory”.
(b) Hasil belajar akan diterapkan di luar lingkup bidang studi yang bersangkutan, misalnya pengetahuan di bidang studi IPA digunakan untuk memahami gejala-gejala klimatologis yang dialami setiap hari (transfer belajar). Di sini working memory berperanan.
(c) Harus memberikan prestasi pada akhir proses belajar, yang membuktikan bahwa hasil belajar memang diperoleh atau tujuan instruksional telah tercapai. Di sini working memory mungkin berperanan.
Sesudah proses pembelajaran berakhir, siswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:
(a) Mempelajari unit pelajaran lain di bidang studi sama atau mempelajari topik tertentu di bidang studi lain. Hasil dari belajar yang dahulu itu diperlukan dalam rangka pengolahan materi yang lain. Di sini working memory berperan.
(b) Mengulang kembali garis-garis besar dari materi pelajaran untuk beberapa pokok bahasan, sebagai persiapan untuk menempuh ulangan (review). Di sini working memory berperan.
(c) Memberikan prestasi pada waktu mengerjakan ulangan yang meliputi sejumlah satuan pelajaran yang telah selesai dipelajari. Di sini working memory mungkin berperan[10]).
Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory)
Menurut pendapat Atkinson dan Shiffrin (dalam Hunt[11]), informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju ingatan jangka pendek (short term memory). Pemindahan informasi dari ingatan indera (ingatan sensori) menuju ingatan jangka pendek akan dikendalikan oleh perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan, maka informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Dalam ingatan jangka pendek dilakukan rehearsal atau repetition, yaitu melakukan pengulangan dan pengkodean informasi di dalam fikiran atau ingatan.
Rehearsal merupakan kegiatan mengingat-ingatkan kembali informasi yang baru diterima oleh fikiran, dan memiliki fungsi: (1) untuk memelihara atau mempertahankan informasi di dalam ingatan jangka pendek, dan (2) untuk memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang sebagaimana gambar di atas ini.
Retrieval Informasi juga disebut pengkodean informasi untuk dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang. Seperti mengkode nomor telepon, hand phone yang memiliki item angka yang banyak, kapasitas ingatan jangka pendek 5-9 item, jika nomor itu lebih dari 5-9 item maka dilakukan penggolongan angka menjadi puluhan, ratusan, ribuan. Contoh; nomor hand phone 081366904079 dapat digolongkan menjadi 0813 66 904 079 untuk memudahnya tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Ingatan jangka panjang merupakan gudang ingatan, merupakan penyimpanan informasi yang permanen (berlangsung lama dari beberapa menit hingga tidak terbatas). Selain itu informasi tersimpan dalam bentuk maknanya dan pengetahuan yang terorganisasi (semantik). Informasi yang sudah menjadi pengetahuan dalam ingatan jangka panjang akan dapat dipanggil kembali. Pemanggilan diketahui dengan empat cara:
1) Pengingatan (Recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas. Contoh, siswa menjawab pertanyaan guru, “Apakah Harimau sejenis dengan kucing?” Siswa mencoba mengingat kembali fakta yang tersimpan di dalam ingatannya (memorinya).
2) Pengenalan (Recognition). Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta; lebih mengenalnya kembali. Seperti pertanyaan guru SD, “Apa nama ibu kota Jawa Barat?”, lebih sukar dijawab dibanding pertanyaan kedua, “Apa nama ibu kota Jawa Barat – Bandung atau Surabaya, tanpa mengingat, siswa SD cukup mengenal satu di antara dua. Pilihan ganda (multiple choice) dalam tes objektif siswa dituntut pengenalan, bukan Pengingatan.
3) Belajar lagi (Relearning). Mempelajari lagi pelajaran yang telah diperoleh termasuk pekerjaan memori. Contoh, pada waktu usia 8 “Budi” sudah hafal sajak Khairil Anwar, sekarang usianya sudah 18 tahun, ditanya oleh ayahnya- apakah ia masih ingat dengan sajak Khairil Anwar?, Budi menjawab tidak ingat (Recall), kemudian ayahnya bertanya – apa saja sajak yang Budi kenal (Recognition), Budi menjawab tidak ada sajak yang ia kenali. Selanjutnya Budi menghafal sajak-sajak yang diberikan ayahnya, ternyata sajak yang telah hafal pada usia 8 tahun dulu lebih cepat hafalnya dibanding dengan sajak yang tidak pernah sama sekali dihafalnya pada usia 8 tahun, menurut psikologi 25% seseorang lebih cepat menghafal kutipan yang pernah dihafal sebelumnya.
4) Redintegrasi (Redintegration). Redintegrasi ialah merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memory kecil. Irama dan nada lagu sering membawa seseorang pada kenang-kenangan masa lalu, membuatkan emosinya terpengaruh; menangis, sedih, gembira, senyum. Demikian pula tempat, warna, bau dapat juga mempengaruhi perasaan anda, seperti tempat belajar anda di waktu SMP, anda ingat teman sekelas tempo dulu, tatkala melihat gedung sekolah anda merasa sedih, rindu, dan hiba, sekarang teman-teman itu entah pergi ke mana. Bau parfum mengingatkan anda dengan kekasih yang suka memakai bau parfum itu.
Perbedaan sistem ingatan pada kedua model di atas menunjukkan perbedaan aktivitas. Ingatan jangka pendek, lupa (forgetting) yang disebabkan oleh kerusakan informasi (decay) di dalamnya, sementara ingatan jangka panjang maka lupa terjadi karena gangguan atau terhalang oleh informasi lain (interference). Sebagian ahli teori berpendapat bahwa kedua sistem ingatan tersebut, lupa dapat terjadi baik disebabkan oleh kerusakan atau gangguan informasi di dalam ingatan. Juga, seperti dikatakan bahwa ingatan jangka pendek menyimpan informasi melalui suara atau bunyi, sementara ingatan jangka panjang menyimpan informasi melalui bahasa atau makna. Namun sebagian para ahli yang lain tidak setuju dengan pandangan ini, karena dapat terjadi kombinasi penyimpanan informasi baik melalui suara ataupun maknanya dalam sistem ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
Gagne dalam bukunya “Essentials of Learning for Instruction” (1988) (dalam Winkel[12]) melakukan perubahan dalam urutan fase-fase dalam proses belajar. Dalam rangkaian kejadian internal pada siswa tidak ada fase yang dihilangkan, tetapi terhadap urutan fase ada yang digeser tempatnya dan ada yang dibagi atas dua fase terpisah. Secara konkrit rangkaian fase dalam proses belajar siswa menjadi:
1 |
Menaruh perhatian
(Attention, alertness) |
Siswa khusus memperhatikan hal yang akan dipelajari, sehingga konsentrasi terjamin. |
2 |
Menyadari tujuan belajar
(Motivation, expectancy) |
Siswa sadar akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri. |
3 |
Menggali dari LTM
(Retrieval to working memory) |
Siswa mengingat kembali dari ingatan jangka panjang apa yang sudah diketahui/dipahami/dikuasai tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari |
4 |
Berpersepsi selektif
(Selective perception) |
Siswa mengamati unsur-unsur dalam perangsang yang relevan bagi pokok bahasan. Siswa memperoleh pola perseptual. |
5 |
Mengolah informasi
(Encoding; entry to LTM storage) |
Siswa memberikan makna pada pola perseptual dengan membuat informasi sungguh berarti, antara lain dengan menghubungkannya dengan informasi lama yang sudah digali dari LTM. Hasil pengolahan dimasukkan ke LTM. |
6 |
Menggali informasi dari LTM
(Responding to question or task) |
Siswa membuktikan melalui suatu prestasi kepada guru dan diri sendiri bahwa pokok bahasan telah dikuasai; memberikan indikasi bahwa tujuan instruksional khusus pada dasarnya telah dicapai. |
7 |
Mendapatkan umpan balik
(Feedback reinforcement) |
Siswa mendapat penguatan dari guru kalau prestasinya tepat; mendapat koreksi kalau prestasinya salah. |
8 |
Memantapkan hasil belajar
(Frequent retrieval transfer) |
Siswa mengerjakan berbagai tugas untuk mengakarkan hasil belajar. Siswa mengadakan transfer belajar. Siswa mengulang-ulang kembali. |
- D. Peran Perhatian, Pengharapan, dan Mengingatkan Kembali Informasi untuk Tersimpannya Informasi secara Permanen
Tersimpannya informasi secara permanen di dalam ingatan jangka panjang sangat ditentukan atau dipengaruhi oleh komponen lain, seperti perhatian (attention), pengharapan (expectancy), dan retrival (mengingatkan kembali).
Perhatian (attention) adalah pemusatan fikiran terhadap suatu objek atau tugas tertentu pada saat yang sama mengabaikan objek dan tugas yang lain. Menurut Matlin (dalam Suharnan[13]) perhatian dapat dibedakan dalam dua jenis, (a) perhatian terbagi (divided attention), (b) perhatian terpilih (selective attention). Perhatian terbagi merupakan pemusatan fikiran terhadap lebih dari satu objek atau sumber informasi yang saling berkompetisi, sehingga perhatian terbagi. Kemudian perhatian terpilih yaitu pemusatan fikiran terhadap satu objek atau tugas yang jadi pilihan, atau menentukan pilihan pada waktu yang bersamaan di mana seseorang mesti menentukan satu pilihan dan mengabaikan yang lainnya. Menurut Gagne informasi yang bermakna dapat tersimpan dalam ingatan jangka panjang yang menjadi bagian dari sistem pengetahuan dan merupakan tujuan dari belajar seseorang. Pengetahuan yang dimiliki seseorang merubah perilaku, keterampilan, sikap, dan nilai Gagne[14] menyebutnya kapabilitas. Kapabilitas adalah hasil dari belajar.
Pengharapan (expectancy) merupakan sikap (arah jiwa) dengan membutuhkan perhatian penuh yang disertai dengan ketegangan otot-otot yang semakin meninggi terhadap suatu objek.
DAFTAR BACAAN
Gagne, R.M. Domain Learning. Interchange, 3 (1), (1972).
Gagne, R.M. The conditions of Learning (edisi ketiga) (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1977a).
Hunt, M. The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind, (New York: Simon & Schuster, 1993).
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 1996).
Matlin, M.W. Cognition (2nd edition)(New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc, 1989).
Suharnan, M.S. Psikologi Kognitif. (Surabaya, Penerbit Srikandi, 2005).
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta, Penerbit PT. Grasindo Widiasarana Indonesia, 1996).
[1]) Disuse Theory, menurut teori ini, ingatan hilang atau memudar karena waktu. William James dan Benton J. Underwood membuktikan eksperimen, bahwa “
the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat (Hunt, 1982,:94). Lagipula, tidak selalu waktu mengauskan ingatan. Sering terjadi, kita masih ingat pada peristiwa puluhan tahun yang lalu, tetapi lupa kejadian seminggu yang lewat.
[2] ) Memory (ingatan, daya ingatan); 1. fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. 2. keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali. 3. satu pengalaman masa lalu yang khas.
[3]) Ingatan yang berlangsung pendek (secara khas berlangsung selama beberapa detik), dan mempunyai kapasitas terbatas (5-9 item).
[4] ) Ingatan permanen atau ingatan yang dapat bertahan selama periode yang panjang mungkin sepanjang hayat.
[5]) John Lock (1632-1704), tokoh aliran Empirisme Inggeris, berpendapat bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan pengalaman merupakan sumber dari semua pengetahuan.
[6]) Pandangan nativisme juga berasosiasi dengan inteligensi, dan beranggapan bahwa kapasitas bagi fungsi intelektual diwarisi sejak lahir.
[7]) Dalam pendidikan ada hukum konvergensi (convergency) yaitu hukum mengenai bertemunya bakat dan pengaruh lingkungan, sehingga apa yang kita lihat pada anak harus dipandang sebagai dari perjumpaan ini.
[8]) Allah telah memberikan agama fitrah kepada setiap umat lahir ke bumi sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Rum: 30
OÏ%r’sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pkön=tæ 4 w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
Artinya; Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
Fitrah itu sesuai dengan watak manusia yang terikat perjanjian (mistag) bahwa manusia menerima Allah sebagai Tuhan yang disembah. Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raaf: 172
øÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPy#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJÍhè öNèdypkôr&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Artinya; Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”.
Dengan demikian fitrah manusia adalah mempercayai adanya Allah SWT sebagai Tuhan. Fitrah manusia percaya kepada Tuhan berarti manusia mempunyai potensi aktualisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam diri manusia yang harus dipertanggung jawabkan sebagai amanah Allah dalam bentuk ibadah. Ibadah juga merupakan tujuan manusia diciptakan. Allah seterusnya menegaskan dalam surat Al-Zahriyat : 56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya; Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
[9] ) Matlin, M.W. Cognition (2nd edition)(New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc, 1989.
[10] ) W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta, Penerbit PT. Grasindo Widiasarana Indonesia, 1996), hl. 451
[11] ) Hunt, M. The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind, (New York: Simon & Schuster, 1993). Shiffrin, R.M. “Forgetting: Trace Erosion or Retrieval Failure, “, Science, 1970, 168: 1601 -1603.
[12] Winkel, Op cit, hl, 317
[13] Prof. Dr. Suharnan, M.S. Psikologi Kognitif. (Surabaya, Penerbit Srikandi, 2005), hl. 40.
[14] Gagne, R.M. Domain Learning. Interchange, 3 (1), (1972) hl. 1-8, dan Gagne, R.M. The conditions of Learning (edisi ketiga) (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1977a).